Track (click for listening, not full, just preview) :
- Hati Hitam
- Pengkhianat (Fuck You Very Much)
- Monologue Tak Terdengar
- Monster
- TV Sampah
- P.U.T [Postcard Untuk Tuhan]
Hampir 2 tahun sejak mereka merilis Some Think About, album yang didukung oleh Major Label untuk pemasarannya. Tahun ini (2008). mereka merilis ‘The Fall Of Concept’, sebuah album EP yang terdiri dari 6 lagu. Rilis album ini sempat tertunda selama hampir setengah tahun, dikarenakan beberapa hal.
Secara musik, ada yang sedikit berbeda dengan album2 sebelumnya (Undmindless dan Some Think About). Di album ini terdapat 2 track slow, yaitu Monologue Tak Terdengar dan P.U.T (Postcard Untuk Tuhan), seakan-akan ingin menunjukkan bahwa ‘teriak’ tidak harus kencang. Setidaknya, dengan adanya track slow, pangsa pasar akan semakin luas (baca : memikirkan juga sisi komersil). Yang jadi perhatianku, sound-nya tidak ‘setebal’ album Some Think About, yang mengingatkan penulis akan tipikal musik My Chemical Romance dan band2 emo lain. Apakah karena pembuatannya di studio yang berbeda dengan pembuatan album sebelumnya ? Atau karena mereka ingin mencoba sound lain ? Peran Keyboard juga tidak terlalu mendominasi ritmik lagu-lagu di album ini. (FYI : Album Some Think About banyak memasukkan unsur synthesizer, yang menciptakan nuansa dizzy yang indah, seperti diangkat ke atas awan, dan secara tiba-tiba dihempaskan dengan keras ke permukaan bumi). Track lain tetap keras. Sebut Hati Hitam, yang dijagokan sebagai single pertama yang dirilis ke media, yang bercerita tentang ketidakberdayaan diri terhadap pengaruh hitam orang lain. Pengkhianat, yang mencoba mengulang kesuksesan Munafik (Undmindless dan Some Think About). Monster, cerita tentang pembedaan karena fisik (hampir sama dengan Hanya Karena), dan TV Sampah, menyoroti tentang pembodohan massal yang dilakukan oleh media televisi (commentku guys : lagu ini benernya gak pantes masuk album ini. Bukan karena musiknya, tapi tema-nya !!! Lagu kalian itu tentang ke ‘dalam’, bukan ke ‘luar’. Personal interest, not human interest.)
Album ini tetap berciri khas Captain Jack ; Teriak, Marah, Frustasi, Membenci dan Dibenci. Lirik keras dan menghujat, tidak berbasa-basi, namun masih belum ‘berani’ (penggunaan bahasa inggris, yang seharusnya bisa Indonesia, untuk kata-kata menghujat).tapi apapun itu, mereka tetap mereka, seperti yang tertuang dalam manifesto-nya : Siapa aku ? Captain Jack. Tidak kurang tidak lebih.
Tapi, apapun itu, patut angkat topi untuk mereka. Setelah kecewa dengan album kemarin, yang didukung oleh salah satu Major Label, mereka kembali dengan sistem indie. Mungkin ini lebih tepat, karena sistem gerilya juga akan sangat menguntungkan. Dengan sistem ini, suasana kekeluargaan akan terasa kental dengan Jackers (sebutan untuk fans Captain Jack). Istilah dalam dunia marketing : ‘Love First, Money Will Follow’.
Ya, welcome again, guys. Acungkan jari tengah di depan wajah Pengkhianat !!!
ditulis dalam keadaan sadar oleh salah satu penikmat lagu mereka,
0 komentar:
Posting Komentar